Seram. Merinding. Ketakutan. Enggak mau ketemu.
Itu yang saya rasakan pada sosok yang satu ini. Sosok yang beberapa tahun ini juga menjadi idola para pembuat film negri ini. Saya enggak ngerti kenapa mereka diekspos terlalu sebegitunya, sehingga tenggeran film-film kita tidak jauh dari pocong, sepupunya kuntilanak, pamannya gendoruwo, sahabatnya pocong perawan, setan-setan pemerkosa lainnya.(crap...)
Bukan mereka yang mau saya bahas. Saya tidak perlu membahas mereka malam ini. Rasanya agak kurang nikmat membahas mereka ditengah jiwa yang lagi galau ini.
Belakangan ini saya merasa dihantui, di buat risau, sangat menyita pikiran dan tenaga untuk melawan gejolaknya yang semakin menakutkan. Momoknya yang cukup membuat resah badan dan pikiran ini, ingin rasanya disemprot anti hantu. Tapi sayangnya tidak bisa, mereka bukan seperti kecoa yang bisa mati dengan sekali semprot.
Pernah saya bernegosiasi dengan Tuhan, dan saya tidak akan bosan melakukan transaksi ini, dengan jaminan saya ingin memberikan lebih buat diri saya dan keluarga saya, tapi rasanya kok absurd sekali saya ini. Saya malu, saya minder, saya tidak percaya diri.
Rumit ya...
Rumit sekali seperti sekarang. Ingin rasanya berlari-lari di halaman belakang rumah, memanjat pohon jambu, melihat pandangan ke atas langit yang bersih, melihat ke bawah pohon, dimana ada kolam ikan, dan di sebelah kanan ada beberapa jenis sayuran yang ditanam oleh sang bunda. Mungkin di hati sang bunda, "puaskanlah di atas pohon itu, kelak pohon yang kau naiki akan lebih tinggi, dan tampak terbatas di kanan kirimu, karna cabang-cabang pohonmu perlu di tunggu panjang agar bisa melewatinya dan melihat celah lain".
Kurang rasanya saat-saat ini. Tidak perlu memlikirkan besok mau memakai baju warna apa, sepatu yang mana yang pantas, duit yg dikeluarkan jangan melebihi batas, dan beban-beban lainnya yang menyakitkan untuk disebut rinci.
Sudahlah, sudah waktunya mungkin, saya harus bisa...
xoxo
Debbie Miranda Napitupulu
0 comments:
Posting Komentar